"Menurut beberapa saksi, petunjuk yang ada, kita duga ini motif pribadi. Tapi masih kita dalami karena berbagai kemungkinan bisa terjadi," kata Karo Penmas Divisi Humas Polri, Brigjen Mohammad Iqbal di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (13/3/2018).
Iqbal mengatakan sampai saat ini sekitar 7 saksi sudah diperiksa pihak kepolisian. "Lebih kurang 7 saksi sudah diperiksa," sambung dia.
Gereja Santo Zakaria di Ogan Ilir yang dirusak pelaku (Foto: ist.)
|
Iqbal juga menjelaskan, untuk mengantisipasi peristiwa pengerusakan gereja menjadi isu liar, Polda Sumatera Selatan sudah bersilaturahmi dengan para tokoh agama, Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) dan musyawarah pimpinan daerah (Muspida).
Iqbal menerangkan situasi usai pengerusakan gereja di Sumatera Selatan, khususnya Ogan Ilir, kondusif saat ini.
"Sampai hari ini situasi kondusif, kegiatan gereja kemarin, Minggu (11/3), terus berjalan," imbuh Iqbal.
Insiden perusakan Gereja Katholik Santo Zakarian di Ogan Ilir, Sumsel itu teradi pada Kamis (9/3) sekitar pukul 01.00 WIB dini hari. Kapolda Sumsel Irjen Zulkarnain Adinegara menilai insiden tersebut murni tindakan kriminal karena pelaku kesal terhadap salah seorang kepala desa di daerah tersebut.
"Yang jelas tidak ada unsur SARA, murni ini tindakan kriminal. Kita punya data jika ini masalah sakit hati orang tertentu dan perorangan saat pemilihan kepala desa," kata Zulkarnain.
"Masyarakat mohon untuk percayakan kasus ini pada kami dan kami pastikan akan ungkap siapa pelakunya. Termasuk kamiakan dalami dugaan apakah ini ada suruhan dari orang tertentu," tutupnya.
Sumber: https://news.detik.com
Post a Comment